Wednesday, October 13, 2010

hari-hari pencaharianku

bangun pagi-pagi berharap akan masuk kelas by the time dengan melakukan kewajiban sebagai seorang muslim sebelumnya, tetapi semangat tak pernah pudar meski aku dapati DOSEN yang seharusnya memberikan materi pada hari ini sedang keluar kota entah urgent atau aaahhhh,, aku tak mau juga berburuk sangka terhadap seseorang yang sangat aku hormati sebagai pemberi wawasan baru di bidang yang terbilang sangat asing bagiku, mungkin juga rekan satu kelas yang merasakan hal sama, dari kejadian di pagi hari ini ku jadikan kesempatan untuk menyelami hal-hal yang lain di luar kemampuan ku agar ku bisa mencari ideologi apakah yang akan ku jadi kan sebagai pedoman hidup ku, walaupun sekarang ini sudah ku temukan sebagian dari serpihan-serpihan tentang hal itu, tapi sepertinya ku masih saja meragukan hal-hal itu.
jadi ku putuskan di waktu senggang ini untuk mengenal/mengetahui sampai sejauh mana kemampuan ku dalam berorientasi dalam kehidupan sosial yang nantinya akan berimplikasi di kehidupan yang sesungguhnya, berawal dari obrolan yang ringan "karena ku merasakan pada saat sekarang ini masih adanya kejumudan dalam menyikapi permasalahan kehidupan yang penuh dengan kebohongan, kemunafikan berselubung kebajikan" dari obrolan-obrolan ringan kita sedikit membahas tentang 1 tahun kepemimpinan SBY yang menurut mereka gagal dalam menjalani pembangunan di negeri ini baik dalam sektor riil maupun non riil sehingga banyak yang belum terselesaikan yang mungkin akan di jadikan SBY sebagai homework bagi pemimpin-pemimpin selunjutnya karena tidak mungkin jika dia menjabat lagi sebagai presiden berikutnya selama beberapa dekade, dalam pembicaraan kami mayoritas tidak puas dengan kinerjanya hingga kami melakukan suatu survei "iseng-iseng" di dalam kampus dengan metode acak ternyata 100% mahasiswa/i TIDAK PUAS,  jika dikalangan minoritas tidak puas dengan kinerjanya apakah mungkin kalangan mayoritas "masyarakat indonesia" puas dengan kinerjanya? itulah pertanyaan yang tidak terjawab kerena terbatasnya pengetahuan kami, tetapi ada sebagian rekan diskusi yang yakin jika masyarakat indonesia tidak puas dengan kinerjanya karena masih ada 1600 kepala keluarga masih berada di bawah garis kemiskinan tersebar di 20 provinsi, belum lagi ketidak tegasan SBY dalam menyikapi provokasi yang selalu di lakukan pemerintahan di raja malaysia dan masih banyak lagi kegagalan dalam pemerintahan SBY.
luar biasa di hari kamis yang ku susun rapi untuk mengikuti mata kuliah pegantar ilmu politik yang ternyata tidak berjalan sesuai scedjul tapi ku masih bisa berbagi dan mendapatkan sedikit pengetahuan yang tak lain seputar dunia politik terlebih kami bisa menghangatkan sekaligus mengenal lebih jauh pribadi-pribadi seorang calon filosof muda dengan secangkir kopi di kantin yang kecil dan sempit dengan wacana tak sesempit tempat bertukar fikiran

NASIONALISME

         meskipun soekarno mengutip konsep Nasionalismenya Ernest Renan & Otto Bauer tentang bangsa dia berhasil membangkitkan rasa percaya diri bangsa indonesia dalam memerangi kolonialisme yang ada di indonesia, banyak kendala-kendala yang di hadapi dalam proses pencapaiannya diantaranya perbedaan pandangan dari ke dua organisasi SI (serikat islam) & PKI (partai komunis indonesia), SI menilai jika PKI lebih mementingkan revolusi dunia ketimbang indonesia, sedangkan PKI menilai SI mengabdikan pada pan islamisme ketimbang penderitaan rakyat. Soekarno mengambil langkah tegas untuk segera mendamaikan ke dua kubu tersebut agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan , ia melihat keharusan untuk bersatu dan mulai merintis kearah pembentukan suatu organisasi masa yang mencakup keseluruhannya sebagai sarana untuk mengembangkan kekuatan yang mampu menentang kekuasaan rezim kolonial, usaha-usaha yang di lakukan soekarno adalah dengan mengatakan bahwa riba adalah hal yang di larang oleh agama islam dan kaum marxis menganut faham anti kapitalis yang jelas-jelas menjalankan praktek riba jadi tidak ada perbedaan pandangan antara ke dua kubu tersebut oleh karena itu soekarno menghimbau untuk meredam perbedaan-perbedaan dari ke dua organisasi tersebut, kaum tertindas adalah orang-orang islam dari praktek kolonialis yang menjalankan kapitalisasi, kaum marxis menentang paraktek kapitalis di bumi indonesia bahkan di dunia, modal-modal yang ada di indonesia adalah modal asing maka tak salah jika mereka memerangi musuh yang jelas-jelas masuk ke dalam kategori negatif dalam perspektif organisasi mereka, bung karno "panggilan akrabnya" optimis dengan keberhasilannya terinspirasi dari seorang tokoh india Mahatma Gandhi yang berhasil menyatukan golongan islam, hindu, parsi, sikh & kaum jainis, ia mencerna hal tersebut ke dalam kebudayaan timur hingga suatu ketika Jhon Ingleson mengomentari bahwa gagasan tersebut hasil mengutip dari seorang tokoh india, agaknya soekarno menggunakan segala cara untuk mempersatukan bangsa indonesia dari ideologi dan aliran yang berbeda ada kerancuan ketika mengartikan antara filsafat materialisme & historisme material tetapi karena dia sosok yang merasa selalu benar dia tidak pernah memperdulikan demi mempersatukan islamisme dan marxisme ke dalam nasionalisme, tetapi ketika itu pula soekarno merasa gerakan nasionalisme tidak begitu solid karena kolonial hindia belanda memiliki senjata devide et empire  yang bisa merancukan/merusakan nasionalisme bangsa indonesia sehingga dia memutuskan untuk membentuk partai tunggal dengan tetap mempertahakan perbedaan kelompok tersebut, dalam pidatonya di kongres SI pekalongan 1927 tumbuhlah front-front persatuan seperti PNI, SI, Boedi Utomo, pasundan, sarekat sumatra, komunitas Betawi dan kelompok studi di surabaya yang kemudian tumbuh juga PPPKI (pemufakatan perhimpunan-perhimpunan politik kebangsaan indonesia) 1927 di bandung yang di maksudkan sebagai wadah permusuhan bagi orang-orang kulit putih, lebih jelasnya PPPKI adalah federasi yang ada tanpa tuntutan ideologi kecuali menerima gagasan untuk memerangi musuh berjuang untuk mencapai kemerdekaan indonesia, tujuan awal terbentuknya untuk menggalang kesatuan sebagai dorongan kepada masyarakat untuk berani dalam menghadapi kolonialis sementara ia memimpin PNI ke arah radikal dan anti kerja sama dengan belanda, keberadaan organisasi tersebut adalah peristiwa penting yang menunjukan keinginan yang besar hingga keberadaan orang-orang muda yang mengibarkan bendera sekuler membuat H.Agus salim cemas dan menumpahkan dalam surat kabar, mengenai hal tersebut soekarno pun menanggapi melalui surat kabar yang sama, sungguh perjuangan tidak mudah dan murah dalam meraih kemerdekaan di bumi pertiwi yang kaya akan aneka ragam warisan dunia