Wednesday, April 6, 2011

para filsuf alam miletus

kebanyakan manusia di dunia ini, pada dasarnya hanya bertahan dan menjaga eksistensi daripada kehidupan mereka, menikmati tanpa harus mencari apa sebab sesuatu yang di nikmati berasal? hidup hanya semacam fasilitas yang seolah dapat di nikmati dari pelayanan para karyawan Hotel seperti House keeping, roomservis dan semua yang bisa di dapatkan di hotel bertaraf bintang 5 berkelas internasional, untuk bisa sampai kesana saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga hanya orang tertentu saja yang kiranya dapat mengunjungi tempat itu. jika di uraikan lebih eksplisit dari perjuangan satu benih yang berkompetisi dari 2,000.000 (dua juta) sel sperma menuju indung telur, tentunya dapat di sahkan sebuah statemen jika kita yang terkahir ke dunia adalah orang-orang pilihan, hal demikian tidak berlaku bagi para orang miletus, mereka justru menenyakan sebab utama dari penciptaan bumi, mereka tergugah oleh bentuk alam yang sedemikian indah, fenomena alam yang mereka saksikan langsung alam raya beserta isinya, menimbulkan pertanyaan apakah yang membuat hal itu terjadi? dan siapakah yang membuatnya? pasti ada semacam unsur lain yang sangat mendukung awal mula penciptaan bumi dan segala isinya. filsuf pertama yang merumuskan awal mula penciptaan bumi dan unsur yang menguatkannya adalah Thales ia menganggap unsur utama penciptaan alam semesta adalah air, berdasrkan hasil observasinya di lapangan dari sebongkah kayu, biji dan bebatuan jika di tekan dengan sejumlah kekuatan tertentu akan mengeluarkan air, saat bumi belum d huni oleh manusia dia terapung-apung di atas air, setelah itu barulah muncul segala isi jagat raya dan manusia yang mendiaminya, ia juga pernah mengembara ke mesir dan mengamati fenomena alam di sungai Nil ketika sedang dilanda kemarau panjang tidak ada tanda-tanda kehidupan tetapi sesaat setelah hujan turun di sana langsung terdapat banyak kehidupan ikan, kodok dan hewan air lainnya, saat masih di mesir dia juga pernah meramalkan akan terjadinya gerhana matahari pada abad 585 sm, dan mengukur tinggi bangunan piramid dengan tinggi badannya dan hasilnya akurat, tidak ada literatur yang menjelaskan secara rinci tentang sejarah pemikiran Thales, sehingga hanya di jelaskan sedikit tentang pengamatannya mengenai fenomena yang terjadi sehari-hari, bahkan ada sebuah buku yang menceritakan bahwa Thales pernah terperosok ke dalam selokan saat berjalan sambil mengamati keindahan langit di kala senja, mungkin hal yang membuat Thales menganggap unsur pertama penciptaan bumi ini air di karenakan dia berada di suatu daerah pinggiran miletus yang berada persis di pesisir pantai, sehingga pandangannya kedepan hanya lautan dan hanya sedikit unsur selain itu, besar kemungkinan persepsi tentang unsur utama dalan penciptaan bumi adalah air. toeri yang di kemukakannya mendapatkan sanggahan dari kawan sesama filsuf yang kebetulan berada di daerah miletus juga, dia beranggapan bahwa pencipataan alam semesta tidak mungkin berasal dari satu unsur yang kedudukannya berada di salah satu bagia unsur yan banyak dan tak terhingga di namakan "to apeiron" unsur tersebut tidak ada yang lebih dominan, saat satu unsur mendominasi, unsur yang lainnya langsung menyesuaikan agar penciptaan tidak keluar dari sistem pencipataan yang sudah di tentukan oleh semesta, berdasrkan pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai perubahan cuaca yang selalu berubah ada musim hujan, semi, salju, panas yang selalu mejadi pengamatanya sehari-hari, menurutnya unsur panas mengikat unsur dingin dan juga sebaliknya sahingga seiring berjalannya siklus tersebut, terjadi angin puting beliung yang mengakibatkan terbentuk sebuah bola besar yang dalam tekanan udara tertentu terjadi ledakan besar dan menyebabkan serpihan-serpihan tersebut menjadi bagian tata surya di alam semesta, bintang-bintang yang bertebaran terjadi di karnakan ledakan yang besar membuat lubang dan mendapat pantulan dari api besar dan dinamakan matahari, filsuf yang mengeluarkan teori ini adalah Anaximander yang usianya tidak jauh berbeda dengan Thales, ia mengkritik habis teori Thales tentang satu usur yang menciptakan Bumi beserta isinya, berbeda dengan Thales Anaximader memiliki banyak catatan sejarah tentang hasil pemikirannya sahingga hal-hal yang mengenai kehidupan detailnya dapat di fahami dan di pelajari dengan mudah dikarenakan terdapat buku-buku yang menjelaskan dinamika pengamatannya, di masanya banyak penduduk atau pun para pemikir yang menentang teori tersebut di karenakan terlalu abstrak dan memang tidak pernah di ketehui benda seperti apakah "to apeiron" pertanyaan seperti itu menurut penulis wajar saja di pertanyakan karena jika di bandingkan dengan teori Thales yang telah menjelaskan segala sesuatunya tentang penciptaan bumi adalah air , mereka dapat melihat dan bisa juga melakukan samacam observasi mengenai hal yang telah di rumuskan, tetapi jika to apeiron sangat abstrak dan sulit untuk di definisikan oleh orang di masanya dikarenakan belum munculnya ilmu pengetahuan seperti yang kita dapatkan sekarang, kalau definisi tersebut muncul sekarang ini sebagian besar orang menganggap to apeiron tersebut adalah Tuhan sang tunggal yang menciptakan alam semesta, kritikan yang lebih keras datang dari murid Anaximander, dialah Anaximenes menurutnya unsur utama penciptaan alam semesta adalah udara logikanya tanpa udara manusia tidak dapat hidup, teori tersebut muncul berdasarkan pengamatan sehari-hari jika melihat panas menjadi dingin dingin menjadi panas yang kesemuanya terjadi karena unsur utama yang elastis dapat berubah sifat, dan di kategorikan udara yang panas menjadi segala benda yang ada di bumi yang kemudian memadat dan terciptalah benda-benda, sedangkan udara yang dingin sesegera mencair dan menjadi mahluk hidup yang menempati bumi. Anaximenes mengunakan hanya satu unsur yang tak berbeda dengan Thales, jika di perhatikan dari pengamatan mereka dapat dii golongkan bahwa mereka adalah filsuf kosmosentris karena masih membicarakan unsur utama dalam penciptaan bumi, dari ketiga filsuf tersebut yang pandangannya menjurus kepada hal spiritual adlah Anaximander dikarenakan saat dirinya belum mendapati ilmu teologi yang isi ajarannya menegaskan bahwa satu dzat yang menciptakan bumi dan segala isinya adalah Tuhan dan dalam rumusan Teorinya dapat di pastikan bahwa di mempercayai jika bumi tercipta tidak dengan sendirinya dan ada unsur yang lebih besar dari segala yang di amatinya dari amukan-amukan alam dalam kehidupan sehari-hari yang memprakarsai design bumi dan alam semesta hanya saja belum ada ajaran yang bisa memuaskan dahaga kerisauannya tentang hal-hal mengenai penciptaan. yang membuat penulis terkagum- kagum pada ketiga filsuf tersebut mereka mampu mencairkan semua pembekuan pengetahuan tentang hal-hal sederhana yang sulit untuk di rumuskan dan di alihkan ke dalam cerita mitos dimana orang belum mendapatkan pencerahan seperti yang telah di dapatkan oleh ketiga filsuf tersebut, usaha mereka dalam merasionalkan segala fenomena alam terbilang sangat mengagumkan di masanya, dan tak lepas juga dari jasa-jasanya terhadap kemajuan menanusia dalam hal merasionalisikan fikiran dan keberlangsungan teori-teori secara terus menerus, terlebih dampaknya di masa sekarang ini yang di rasakan oleh penulis bahkan seluh umat manusia.

Tuesday, April 5, 2011

lomba arikel

Lomba Menulis Artikel Asuransi
Lihat Postingan Sebelumnya Mengenai Lomba Artikel Blog Mahasiswa UII 2011

Lomba Menulis Artikel Asuransi
Ragam Kategori: Artikel Esai dan pada Blog
Batas Akhir: 30 Juni 2011
Biaya Pendaftaran: Gratis
Peserta: Umum dan Para Blogger
Total Hadiah: Sekitar Rp. 40.000.000,-


lomba menulis artikel asuransi bumiputera dunialombaku.blogspot.com

Dalam rangka HUT Ke- 99 AJB Bumiputera 1912, mengadakan: LOMBA MENULIS ARTIKEL ASURANSI

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 genap berusia 99 tahun pada 12 Februari 2011. Usia yang sangat matang untuk sebuah perusahaan asuransi nasional milik bangsa Indonesia dengan konsep mutual (usaha bersama) satu-satunya di Indonesia. Selama hampir 1 (satu) abad, Bumiputera melindungi keluarga Indonesia melalui program asuransi jiwa.

Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 99 Bumiputera, kami mengundang para pemegang polis, masyarakat umum dan para blogger untuk menuangkan pengalaman, gagasan dan inovasi demi kemajuan Bumiputera menjelang satu abad pada 12 Februari 2012 nanti, dalam bentuk artikel asuransi.

Tema: “Bumiputera: Menjelang 1 Abad”

Lomba dibagi 2 kategori:

1. Kategori Umum :

Persyaratan/ tata cara pengiriman Artikel

* Pemegang polis dan masyarakat umum.
* Melampirkan bio data, copy identitas (KTP/ SIM).
* Kirimkan Artikel dalam bentuk hard copy 4 (empat) set dan soft copy (CD) dalam amplop tertutup, kirim kepada Panitia.
* Pada sudut kiri amplop tulis “Lomba Menulis Artikel Asuransi, AJB Bumiputera 1912 (Kategori Umum).


2. Kategori Blogger :

Persyaratan/ taat cara pengiriman Artikel:

* Para blogger (memiliki blog pribadi)
* Mencantumkan alamat blog (url address)
* Artikel ditulis di masing-masing blog pada periode 12 Februari sd. 30 Juni 2011.
* Melampirkan bio data, copy kartu identias (KTP/ SIM)
* Kirimkan artikel dalam bentuk hard copy 4 (empat) set dan soft copy (CD) dalam dalam amplop tertutup kepada Panitia.
* Pada sudut kiri amplop tulis “Lomba Menulis Artikel Asuransi, AJB Bumiputera 1912 (kategori Blogger)


Ketentuan Lomba :

1. Artikel harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang asuransi.
2. Artikel tidak mengandung SARA.
3. Bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.
4. Penilaian meliputi: kejelasan deskripsi masalah, kesesuaian isi tulisan dengan tema, dan memberikan solusi atas permasalahan yang timbul.
5. Panjang tulisan maksimum 4.000 karakter, disajikan dalam teks Times New Romans, font 12, cantumkan nama penulis setelah judul.
6. Setiap halaman di beri nomor, di sertai dengan nama/judul artikel.
7. Artikel harus asli, bukan saduran atau terjemahan;
8. Artikel belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun.
9. Artikel yang masuk menjadi hak milik panitia dan berhak dipublikasikan dengan menyertakan identitas penulis.
10. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
11. Pemenang lomba akan diumumkan pada Agustus 2011, melalui social network (website www.bumiputera.com dan facebook Asuransi JIwa Bersama Bumiputera).
12. Pemenang lomba akan dihubungi panitia secara tertulis.
13. Hadiah bagi pemenang di luar Jabodetabek akan dikirim ke alamat masing-masing.
14. Tulisan di terima panitia paling lambat 30 Juni 2011


Raih Hadiah Untuk Masing-Masing Kategori:
• Pemenang 1 Rp. 7.500.000,-
• Pemenang 2 Rp. 5.000.000,-
• Pemenang 3 Rp. 2.500.000,-
• 5 pemenang harapan @ Rp.1 juta
• Pajak ditanggung masing-masing pemenang

Departemen Komunikasi Perusahaan
Cq. Panitia Lomba Menulis Artikel Asuransi Bumiputera
Wisma Bumiputera lt.19. Jl. Jend. Sudirman Kav.75, Jakarta
email : komunikasi@bumiputera.com
www.bumiputera.com
Facebook: Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera

RESENSI NOVEL 86

Judul Novel:86
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia
Tahun :2011
Tebal : 256 hlm.
Harga: Rp. 45.000,-

Melawan Korupsi dengan Sastra
Salah satu karya sastra yang memiliki warna yang sungguh menarik dan berbeda dengan novelis-novelis lain. Novelis lain biasanya membincang persoalan cinta, persahabatan, sosial, keagamaan, atau lainnya, Okky Madasari malah menyuguhkan warna yang sedikit berbeda, novelnya mengupas tuntas persoalan korupsi yang tidak asing dan sangat lekat dengan kondisi sosial di Indonesia.
Novel ini mampu membawa pembaca pada sosok Arimbi yang obsesif dan awalnya lugu. Namun seiring dengan perjalanan sang waktu,ia akhirnya jadi melek untuk melakukan praktek korupsi. Novel ini banyak mengangkat tema tentang keserakahan dan ketulusan, kemunafikan dan kejujuran, serta korupsi yang penuh dengan kebobrokan. Dalam novel ini, Arimbi sebagai seorang juru ketik di kantor pengadilan negeri Jakarta selatan, awalnya tidak tahu secara detail tentang praktek korupsi yang sering terjadi di tubuh institusi tersebut. Ia hanya menjalani perintah atasannya, Bu Darti. Namun perjumpaannya dengan Ananta (yang kemudian menjadi pacar dan suaminya) mendorong dia melakukan praktek korupsi (hal.100)
Kebobrokan pengadilan,oleh penulisnya,berusaha dipertunjukkan ke pembaca betapa hukum tidak lagi menyuarakan keadilan karena kasus-kasus yang dimenangkan adalah orang-orang yang memiliki uang. Yang benar disalahkan dan yang salah dapat dibenarkan oleh hukum. Bahkan proses persidangan dapat dipercepat sesuai permintaan terdakwa. Lagi-lagi,yang bermain adalah uang. Maka tak heran jika Arimbi menemukan berkas persidangan dari tahun 2003, sebagian ada yang robek, terlipat-lipat bahkan ada sebagian tintanya sudah memudar gara-gara menunggu antrian, kasusnya tidak diproses karena tidak ada pelicin (hal 67).
Akibat praktek penyuapan terhadap jaksa atas kasus-kasus yang ditanganinya, sang pengacara, Rudi akhirnya tercium KPK. Dalam perjumpaannya dengan Arimbi di sebuah restoran di Tebet, mereka membicarakan kasus Sasmita yang telah menggelapkan uang proyek sebesar 10 milyar. Setelah perjumpaannya dengan klien, Arimbi menyandangi rumah bu Darti dengan membawa koper berisi 2milyar. Seketika KPK menggeledah dan mendapati uang tersebut sebagai barang bukti penyuapan.
Akibat perbuatan bu Darti dan Arimbi, keduanya divonis hakim masing-masing 7 tahun dan 4,5 tahun.Praktek korupsi tidak saja terjadi di luar penjara, dalam penjara rupanya hukum dapat diperjaul-belikan. Karena bu Darti mempunyai uang, ia membeli kamar sel dengan harga 5 juta per-bulan (hal 151). Lagi-lagi uang yang memenangkan pertarungan dan membungkam keadilan.
Ibu Arimbi,mendengar anak kesayangannya di penjara, jatuh sakit. Ia harus segera dioperasi. Dokter meminta ibu Arimbi cuci darah tiap minggu. Bapaknya telah menjual kebun. Arimbi bingung dari mana harus dapat uang. Tutik, teman sekamarnya memberi solusi untuk menjual shabu. Karena terdesak keadaan,Arimbi tidak punya jalan lain selain menjual shabu selama setengah masa tahanan. Sipir di lapas tersebut memberikan tawaran ke Arimbi akan dibebaskan dengan membayar 15 juta. Arimbi pun mengamininya dan ia terbebas.
Cerita ini, hemat saya, diangkat dari praktek korupsi dan transaksi jual-beli hukum di Negeri ini. Karena begitu parahnya korupsi dan penegakan hukum di Indonesia, Nurcholish Madjid mengilustrasikan ibarat gunung es,jika atasnya ditumbangkan akar gunung es tersebut masih tetap mengakar dan akan berkembang